Karya komisi kedua ini dipersembahkan oleh United Overseas Bank (UOB), sebagai Mitra Pendidikan Utama dari Museum Macan Gatot Indrajati, Kotak Utak-Atik (2018), kardus dan kayu, ukuran bervariasi.
Category: Art
ART – CRAFT
Pameran ini adalah penampilan kumpulan karya Yayoi Kusama terbesar yang pernah diadakan di Indonesia. Ke-130 karya yang dipamerkan dalam bentuk lukisan, patung dan karya di atas kertas serta lima instalasi termasuk akuisisi terbaru Museum Macan: I Want to Love on the Festival Night (2017). Selain itu, pengunjung akan dapat melihat karya-karya yang tidak ditampilkan dalam kedua pameran sebelumnya, termasuk Flower (1953), danUntitled (Child Mannequin) (1966).
Timeline instagram sedang diramaikan dengan foto dari pameran karya Yayoi Kusama yang saat ini tengah berlangsung di Museum Macan Jakarta Barat. Bagi Anda yang belum melihat dan belum mengenal karya-karyanya, yuks mencari tahu dulu siapa sosok seniman asal Jepang ini?
Exi(s)t merupakan wadah anak muda untuk mengembangkan berbagai potensi artistik di mana dialog kritis antara partisipan, mentor, serta kurator menjadi proses utama. Dalam pameran kali ini, Exi(s)t mengundang 15 seniman muda Jakarta yang diundang untung merepresentasikan generasi muda scene seni rupa Jakarta yang kian beragam. Ke-15 seniman yang terlibat, Bey Shouqi, Dhanny Sanjaya, Edita Atmaja, Faisal Rahman Ursalim, Fransisca Retno, Gadis Fitriana, Grace Joetama, Ivan Christianto, Kara Andarini, Monica Hapsari, Ratu R. Saraswati, Rianti Gautama, Sarita Ibnoe, Wangsit Firmantika, dan Yaya Sung.
Lukisan-lukisan ‘potret’ yang dikerjakan Guntur Triyadi nampak tak biasa dan darinya kita bisa mengenal beberapa sosok bersejarah seperti Che Guevara, RA Kartini. Karl Marx, Chairil Anwar, Mao Zedong, atau Lauw Ping Nio (Nyonya Meneer). Para tokoh tersebut tidak digambarkan sebagaimana kebiasaan potret biasa, mereka nampak dengan gestur tubuh khusus bahkan dengan sikap tubuh yang tengah ‘bercerita’.