harris hotel

All You Need is Love

YELLO Hotels memulai tahun 2019 dengan rangkaian acara – acara kreatif dengan diadakannya pameran tunggal oleh Zikry Rediansyah dengan tema, All You Need is Love, dalam rangka hari Valentine di Hotel YELLO Harmoni Jakarta mulai 14 Februari sampai 6 Maret. All You Need Is Love hanyalah permulaan dimana Hotel YELLO yang berlokasi di kota lainnya juga akan mengikuti dengan kegiatan kreatif lainnya di Surabaya dan Bandung sampai dengan akhir tahun 2019.

mural

Menikmati Karya 10 Seniman Prancis dan Indonesia di Yello Hotel Harmoni

Yello Hotel Harmoni di bawah Tauzia Hotel Management bekerjasama dengan IFI (Institut Francais Indonesia) menyelenggarakan Off The Wall Jakarta atau pekan seni urban kontemporer Prancis-Indonesia. Kegiatan ini Mempertemukan 10 street artist dari kedua negara untuk berkolaborasi membuat karya yang nantinya akan menghiasi beberapa dinding bangunan di Jakarta, salah satunya Yello Hotel Harmoni. Dari sinilah karya-karya yang kerap hadir di ruang publik masuk ke area semi publiK seperti hotel.  Terhitung 10 street artist asal Prancis dan Indonesia berkontribusi menghiasi dinding lobby di Yello Hotel Harmoni. Ke-10 seniman tersebut Colorz, Darbotz, Fenx, Farhan Siki, Kongo, Soni Irawan, Mist, Stereoflow, Tilt, dan Tutu.

Jason Lim: Menggali Akar Gantung Pohon Beringin

Jason Lim merupakan seniman serba bisa, karyanya meliputi foto, video, instalasi, seni keramik, dan seni performance. Karyanya diperlihatkan dengan bentuk-bentuk pengulangan seperti meniru perkembangan alam. Khususnya untuk karya keramiknya, Jason Lim seringkali hasil dari performancenya yang merupakan interaksi tubuhnya dengan material yang digunakan dan selalu menganndung banyak makna di dalamnya.

Masriadi: Salah Satu Pelukis Termahal Indonesia

Salah satu seniman kontemporer yang wajib ditengok karyanya yakni I Nyoman Masriadi. Seniman kelahiran Gianyar Bali yang tinggal di Yogyakarta ini digadang-gadang menjadi pelukis yang karyanya paling mahal setelah Raden Saleh, Affandi, Basuki Abdullah, dan Hendra Gunawan. “Karya-karya Masriadi dapat terjual hingga satu juta dollar Amerika atau setara dengan 13 miliar rupiah di balai lelang Sotheby Hongkong,” ujar Nina Hidayat, Communication Officer Museum Macan. Di Museum Macan sendiri pernah memamerkan tiga karya lukis kontemporer Masriadi, yakni Run Until You Burn, Juling (Cross Eyed), dan Bantal Guling di atas Sofa. Tema satir dan penuh kritik masih menjadi benang merah dari lukisannya.

Terbaru di Museum Macan Hadir 17 November 2018

Sukses dengan pameran terdahulunya Seni Berubah, Dunia Berubah dan Yayoi Kusama: Life is The Heart of Rainbow, mulai 17 November 2018 hingga 10 Maret 2018, Museum Macan akan menampilkan tiga seniman ternama Asia, Arahmaiani ( Indonesia), Lee Mingwei (Taiwan/Amerika), dan On Kawara (Jepang, 1932-2014). Rencananya pameran ini akan dibuka pada November 2018 bertepatan dengan ulang tahun Museum Macan yang pertama.

Sinta Tantra Pelukis Asal Bali yang Terkenal di Inggris

Pertemuan saya dengan Sinta Tantra pada suatu pameran lukisan di WTC 2 Jakarta Selatan. Karyanya sangat unik dan bagi saya yang awam sulit untuk menterjemahkannya. Komposisi warna dan bentuk yang ditampilkan Sinta lah yang membuat lukisannya digemari. Dalam satu lukisannya, Sinta tanpa segan-segan menggabungkan beberapa bentuk dasar seperti pola garis, bidang dan lingkaran.

Ramainya Pameran Yayoi Kusama di Hari Terakhir

Ini kesekian kalinya saya mengunjungi Museum Macan sejak pertama kali dibuka. Kunjungan kali ini sangat istimewa karena saya datang bersama keluarga – setidaknya begitu Museum Macan mengundang saya melalui emailnya. Undangan ini bentuk apresiasi Museum Macan kepada para jurnalis yang telah menyiarkan Pameran Yayoi Kusama sejak pertama kali digelar. Pameran Yayoi Kusama ini menampilkan karya-karya yang dikerjakan Yayoi dalam jangka waktu 70 tahun. Dan Museum Macan menjadi lokasi ketiga dan terakhir dari pameran internasional sebelumnya yang pernah digelar di National Gallery Singapore dan Queensland Art Gallery, Australia.

Karya-karya dalam Pameran Energi Seni 2018 Plaza Indonesia

Pameran Energi Seni yang berlangsung di Plaza Indonesia lalu menumbuhkan pemahaman penting untuk menjadi bagian dari proses ‘menjadi Indonesia’. Pameran yang melibatkan pelukis lintas generasi dan lintas usia ini menghadirkan nama-nama beken dalam dunia seni rupa seperti Djoko Pekik, Ong Hari Wahyu, Heri Dono, Butet Kartaredjasa, hingga pelukis yang terlahir di era milenial, Erianto dan Putu Utama.

Energi Seni Fine Art Exhibition

Sebagai pusat perbelanjaan premium, Plaza Indonesia berkomitmen menjaga citra seni dan budaya Indonesia sekaligus memperingati hari kemerdekaan menyelenggagrakan Energi Seni – Fine Art Exhibition untuk yang kedua kalinya. Menampilkan lebih dari 40 karya seni dari 18 seniman Indonesia dari berbagai generasi dan aliran, mereka menampilkan karya terbaru yang terdiri dari lukisan, patung, istalasi, dan juga pertunjukan seni.