Salah satu karya yang menarik perhatian saya saat mengunjungi pameran Dunia dalam Berita di Museum Macan lalu yakni karya lukisan dari I GAK Murniasih. Karyanya sangat ‘blak-blakan’ sarat akan unsur sensualitas dan representasi tubuh dalam konteks personal. Tengok saja salah satu karyanya yang berjudul Teman dan Tawon (1996).
Tag: museum macan
Krisna Murti adalah seniman visual kelahiran Kupang, 1957. Ia belajar di FSRD ITB pada 1976-1981. Krisna Murti pernah bekerja sebagai dosen dan asisten Sadali di institusi tersebut pada tahun 1984-1987. Krisna Murti juga aktif mengikuti residensi di berbagai negara, antara lain Jepang, Singapura, Kuba, Rusia, Australia, Jerman, dan Belanda.
Museum Macan mempersembahkan Xu Bing: Thought and Method, sebuah pameran tunggal skala besar yang menampilkan karya-karya dari Xu Bing (l. 1955), perupa kontemporer kenamaan asal Tiongkok. Pameran ini akan berlangsung dari 31 Agustus 2019 – 12 Januari 2020.
Salah satu karya Mella Jaarsma yang turut dipamerkan dalam pameran Dunia dalam Berita di Museum Macan yaitu Shameless Gold IV (2002). Karya-karya instalasi Mella Jaarsma berfokus pada berbagai bentuk keragaman ras dan budaya yang tercermin lewat pakaian, tubuh, dan makanan. Instalasi Mella Jaarsma melibatkan kostum yang dibuat dari bahan-bahan yang simbolis dan meterial tekstil yang ‘hidup’ saat dipakai oleh model. Karya-karyanya seringkali dibuat sebagai reaksi terhadap kondisi sosial dan politik.
Dunia dalam Berita yang dihadirkan Museum MACAN mulai 1 Mei-29 Juli 2019 menampilkan dua generasi perupa yang dapat dikelompokkan berdasarkan keterlibatan mereka dengan media dan informasi, politik, serta cara-cara baru dalam pembuatan visual. ke-10 perupa tersebut yakni Agus Suwage, FX Harsono, Heri Dono, I GAK Murniasih, I Nyoman Masriadi. Krisna Murti, Mella Jaarsma, S. Teddy D, Taring Padi, dan Tisna Sanjaya.
Museum MACAN, institusi yang berfokus pada seni modern dan kontemporer kembali mempersembahkan sebuah pameran yang menelaah perkembangan seni kontemporer Indonesia di masa menjelang dan setelah reformasi 1998. Pameran yang bertajuk Dunia dalam Berita ini menampilkan karya dari 10 perupa kontemporer kenamaan Indonesia yang akan diselenggarakan mulai 1 Mei-21 Juli 2019.
Museum MACAN mengumumkan program di tahun 2019, setelah tahun pertama yang sukses. Program kli ini akan menampilkan sebuah pameran historis yang berfokus pada salah seorang perupa modern penting di Indonesia, sebuah pameran besar yang membahas pergeseran estetika seni yang terlihat dalam praktik karya beberapa perupa Indonesia berpengaruh pada era sebelum dan setelah Reformasi, dan sebuah pameran retrospektif Xu Bing, seorang peupa kontemporer asal Tiongkok yang diakui secara global.
Bertemakan Main Getah/Rubberscape, proyek komisi ini akan mengubah Ruang Seni Anak menjadi sebuah lingkungan yang merangsang panca indera melalui bentuk, tekstur dan bunyi. Lingkungan ini akan meliputi pohon karet muda, sebuah bukit kecil yang dibentuk dari tanah yang didapatkan dari daerah setempat, juga bebunyian yang direkam dari ladang-ladang karet di Malaysia.
Museum Macan bisa menjadi tempat tujuan pertama bagi penikmat seni kontemporer. Met Studio telah berpengalaman lebih dari 30 tahun merancang proyek-proyek museum, bangunan eksibisi, pusat pameran, dan lain sebagainya. Beberapa karyanya antara lain The Natural History Museum, The Royal Air Force Museum, dan The Wildfowl and Wetland Trust.
Sebelum menjadi kurator Museum MACAN, Asep menjabat sebagai Wakil Direktur Jakarta Biennale, di mana dia berperan penting dalam merancang agenda kuratorial untuk acara bienial pada 2017. Jakarta Biennale adalah salah satu bienial seni terpenting di Indonesia. Asep juga telah berpartisipasi dalam de Appel Curatorial Programme di Amsterdam (2015-16), sebuah program bergengsi yang berdurasi 10 bulan yang menempatkan peserta dalam konteks lokal, dengan perhatian khusus terhadap keterlibatan dalam bidang seni kontemporer internasional.